Helping The others Realize The Advantages Of buku tentang nabi muhammad pdf

Ketika beliau tenang kembali beliau mendengar suara yang sudah tidak asing lagi baginya, mengatakan atau menfirmankan “Wahai orang yang berselimut bangkitlah menyampaikan risalah Tuhanmu, agungkan Tuhanmu, bersihkan pakaianmu, hindari kejahatan, jangan bersikap angkuh dan sombong; dan tabahlah demi Tuhanmu”. Demikian makna ayat-ayat pendek yang mengawali surah al-muddatstsir yang dalam susunan alQur'an menempati surah ke seventy four; didengarkan oleh rasulullah dengan penuh sadar, faham dan tercerna seperti halnya sewaktu turunnya Iqra'. Beliau kini yakin sepenuhnya bahwa suara itu tidak mungkin datang kecuali dari langit, sebab ada tegur sapa kepadanya wahai orang yang beselimut, sedangkan beliau betul sedang dalam keadaan berselimut, ada pula sejumlah perintah dan larangan serta anjuran; Perintah untuk bangkit menyampaikan pesan-pesan ini dan yang akan datang kemudian kepada segenap umat manusia, buku sirah nabi muhammad pdf perintah mengagungkan Tuhan, membersihkan pakaian dan meninggalkan sesuatu yang tidak berkenan di sisi Allah atau tidak diridloi oleh-Nya; Larangan dari sikap sombong atas limpahan nikmat dalam risalah ini dengan terpilihnya menjadi pembawa risalah; Anjuran untuk tabah mengemban tugas-tugas besar dan berat yang dibebankan kepadanya.

Tiba pada pagi hari ketiga yaitu pada hari Rabu 14 Rabiul Awal 11H/ 10 Juni 632M sedangkan suasana bertambah panik. Al-Abbas merasa tak sabar lagi sehingga sekonyong-konyong mengajak Ali ibn Abi Thalib "mari aku umumkan bahwa aku telah membai'atmu (sebagai pengganti Rasulullah) di hadapan orang banyak dan niscaya tiada yang akan keberatan" yang ditolak oleh Ali dan dijawabnya:"adakah orang yang berani mengambil alih hak kita dalam hal ini? Berkata Al-Abbas: engkau akan menyaksikan hal itu akan terjadi. Maka tatkala Abu Bakr dibai'at, Al-Abbas mengingatkannya:"bukankah aku telah mengatakan kepadamu wahai Ali?". Kiranya para pembaca yang budiman mendapat kesan bahwa penulis menguraikan peristiwa secara teratur dan runtun mengalir. Demikianlah upaya penulis di sini dalam rangka memperoleh ketepatan best mengenai kejadian yang agung ini. Itu pulalah batas-batas wewenang dan tanggung jawab penulis sebagai sejarawan karena melakukan intervensi ke dalam riwayat seperti yang dilakukan penulis lainnya akan mempengaruhi pembaca dan menjadi penghalang baginya untuk menilai peristiwa secara objektif. Tapi penulis ingin menekankan di sini bahwa terlepas dari apakah Al-Abbas benar-benar mengatakan seperti yang diriwayatkan atau tidak? adalah mutlak bagi Ali ibn Abi Thalib untuk maju mengambil prakarsa dan menyelesaikan masalah sebelum Abu Bakr. Penulis tidak mengatakan bahwa Ali lebih unggul karena yang terbaik adalah yang telah ditentukan oleh Allah. Sikap Ali sebenarnya menggambarkan pemikiran, keimanan, sifat-sifat dan usianya. Ia adalah agamawan yang sangat komitmen terhadap keimanannya. Politik tidak begitu menemukan jejak dalam dirinya karena jikalau politik menguasai diri seseorang akan merusak agama, keimanan dan kebenaran. Disinilah tragedi Ali dan keunggulannya pada saat yang sama.

yaitu bulan yang tidak boleh berperang di dalamnya. Para sahabat juga ikut mengecam tindakan Abdullah ibn Gahsy dan pasukannya, tetapi Allah menolong mereka dengan turunnya ayat 217 surah al-Baqaroh. Pertempuran terjadi di ambang pintu perbatasan Mekkah; suatu tantangan nyata bagi orang Qureisy. Jika selama ini orang-orang Qureisy terjepit oleh ancaman dan gangguan terhadap jalur perdagangannya dan tidak mengangkat senjata, maka tantangan provokatif di ambang pintu Mekkah tersebut semestinya membakar emosi mereka untuk menghabisi pasukan ‘detasmen’ nakhla, namun mereka tidak melakukan sesuatu apapun. Tapi demikianlah kehendak Allah. Dia yang maha memelihara umatnya dan maha mengetahui segala akibat dari perbuatan dan tindakan. Berdasarkan keadaan yang telah diuraikan, sudah dapat dipastikan bahwa umat Islam akan menghadapi lawan-lawannya dalam suatu pertarungan yang menentukan.

As Portion of his critique, Shaykh Bilal offers a copious degree of methods for Seerah in the English language that Dr Mohuiddin could have employed in lieu of the ones quoted in “Revelation”. Relatedly, the citations from this review are essential-study for anyone on the lookout for good Seerah resources. As with all translations, I am certain some of the first sentiment and literary high quality of “Prophet of Mercy” was missing. However, the interpretation is Plainly quite intentional and strives to deliver the feeling of your author. This arrives as no shock as the interpretation was finished by a committed university student of Shaykh Nadwi. This is significant due to the fact although it is incredibly educational and thorough, it nonetheless conveys Shaykh Nadwi’s ardent enjoy for your Prophet (SAW) and fervour for the sphere of Seerah. Shaykh Nadwi’s commentary over the life of Prophet (noticed) are priceless and established this reserve other than all kinds of other up to date will work. regrettably a lot of English Seerah style textbooks strike an overly apologetic tone which consider far from the value of the Prophetic biography. even though Shaykh Nadwi does relate the Seerah to nowadays’s globe, he doesn’t explain away nearly anything for anxiety of upsetting a modern audience. I'd personally hugely advise this e book as a vital source for anyone attempting to be aware of the life of the Prophet (noticed) within the context of Arabia At the moment together with how his existence and lessons relate to us now.

Penulis telah melacak seluruh referensi mengenai penyakit terakhir yang menimpa Rasulullah dan tidak didapatkan satu beritapun yang menyinggung beliau bedo'a untuk sembuh. Yang beliau lakukan hanyalah memohon kepada Allah untuk meringankan beban sakarat al-maut dan menyatakan kerinduannya untuk kembali ke pangkuan ilahi. Sebagaimana diketahui dari berbagai sumber bahwa keadaan sadar dan tidak sadarkan diri silih berganti dialami Rasulullah sejak jatuh sakit hingga menghembuskan nafas terakhir. Menurut pendapat populer beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal 11H yang bertepatan dengan 7 Juni 632M. Tetapi setelah melakukan pengecekan didapatkan bahwa tanggal 12 Rabiul Awal 11H bukan hari Senin melainkan hari Ahad bertepatan dengan tanggal seven Juni 632M. Jika harus mengatakan bahwa Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal berarti beliau wafat pada hari Ahad, sedangkan jika ingin menetapkan hari wafatnya pada hari Senin berarti tanggal thirteen Rabiul Awal 11H dan bukan hari Minggu. Sepanjang tradisi yang berlaku menetapkan bahwa beliau wafat sesuai dengan tanggal kelahirannya yaitu twelve Rabiul Awal maka beliau wafat pada hari Ahad (twelve Rabiul Awal 11H) bukan hari Senin yang dalam hal ini bertepatan dengan seven Juni dan bukan 8 Juni 632M. Kondisi kesehatan Rasulullah semakin menurun selama dua atau tiga hari semenjak kembali ke rumah Aisyah -seperti telah disinggung di atas- dan selama itu menahan sakit dan bangkit mengimami shalat jika beliau merasa mampu. Bilamana tidak merasa mampu beliau meminta Abu Bakr menggantinya. Diperkirakan shalat terakhir beliau di mesjid pada hari Kamis tanggal 9 Rabiul Awal 11H dimana beliau menyampaikan pidato umum terakhir; pada kesempatan mana Al-Abbas menyampaikan protes kepada Rasulullah dan bertanya: mengapa harus menutup pintu orang-orang sementara yang lain dibuka? yang dijawab oleh Rasulullah dengan sabdanya: "wahai 'Abbas: urusan menutup dan membuka (pintu) bukan atas kehendakku".

Dan aku berjanji jika umurku masih panjang aku akan membantu dan mendukung perjuanganmu”. Kemudian Waraqah wafat, wahyu pun terputus”. Dengan demikian Waraqah adalah orang pertama yang menenangkan Muhammad bahwa yang menyuruhnya membaca dan mengulangi bacaannya bukanlah syetan, bukan pula roh jahat melainkan namus yang pernah turun menemui Musa, dan itu berarti suatu kebaikan. Tapi apakah yang dimaksud namus ? Di antara banyak makna yang disebutkan Ibnu Mandzur dalam kamus lisan al-arab mengenai kata ini: namus adalah bejana atau wadah pengetahuan, dapat juga berarti Jibril. Para ahlul-kitab menyebutkan Jibril dengan istilah namus. Kemudian Ibnu Mandzur mengutip uraian mengenai kepergian Khadijah mengantar Muhammad menemui Waraqah dengan jawaban yang berbeda dengan riwayat yang sedang kita bicarakan, namun terdapat dalam sebagian besar riwayat lainnya. Ibnu Mandzur menulis “Jika yang kamu (Khadijah) katakan benar berarti ia (Muhammad) telah didatangi oleh namus yang pernah mendatangi Musa AS”. Dalam riwayat lain dikatakan: “Sesungguhnya ia telah memperoleh namus yang agung.” Dalam riwayat lainnya lagi dikatakan: “Maha suci Tuhan, Demi Tuhan yang menguasai jiwa Waraqah, wahai Khadijah jika kamu percaya sesungguhnya ia (Muhammad) telah memperoleh namus yang agung yang pernah diperoleh Musa. Sesungguhnya dia itu adalah Nabi zaman ini. Katakanlah kepadanya agar lebih tegar menghadapi semua ini”. Kelemahan riwayat ini terdapat pada adanya kesan bahwa Muhammad tidak pergi bersama Khadijah menemui Waraqah. Ini jauh dari kenyataan, sebab tidak mungkin Muhammad duduk diam di rumah dan membiarkan isterinya pergi mencari tahu akan hakekat yang menimpanya padahal beliau sendiri justeru amat berkeinginan mengetahuinya.

menganggap kegiatan militer bersifat reaksionil padahal seluruh aktifitas Rasulullah bersifat proaktif, berencana dan dicanangkan dengan penuh perhitungan. Oleh karena itu formulasi Sirah yang kami usulkan berupaya merumuskan keseluruhan kegiatan dan kebijakan Rasulullah dalam satu rangkaian garis pertalian antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya, atau satu kebijakan dengan kebijakan lainnya, ibarat episode-episode cerita yang runtut. Setiap episode mencerminkan kebijakan yang ditempuh untuk mencapai goal tertentu. Sebenarnya, seluruh kegiatan militer berhubungan erat dengan serangkaian surat-surat Rasulullah yang dikirimkan kepada para pemimpin negeri atau kepala suku; baik di dalam semenanjung Arab maupun di luarnya. Rasulullah mengajak mereka memeluk Islam dengan janji akan tetap mengakui dan menjamin hak-hak atas tanah dan negeri bagi mereka. Atau menawarkan perjanjian damai apabila mereka masih senang menganut agama mereka sendiri. Hal ini tetap berlaku hingga mereka memeluk Islam. Sementara itu delegasi-delegasi yang datang ke Madinah juga berhubungan erat dengan kegiatan militer; apakah dengan tujuan memeluk Islam atau memenuhi tawaran perjanjian damai atau pun meminta bantuan militer. Jika tujuan memeluk Islam sebagai kepentingan agama maka bergabungnya mereka ke dalam masyarakat Islam merupakan kepentingan politik, karena dengan kedatangannya ke Madinah, mereka yakin bahwa Rasulullah cukup setia menepati janji seperti yang tertulis dalam suratsuratnya, terutama mengenai jaminan hak dan ketentraman negeri atau suku mereka. Meneliti surat-surat Rasulullah dan delegasi-delegasi tersebut di samping kegiatan militer akan memberikan kejelasan betapa Rasulullah memiliki sifat kepemimpinan yang agung dan cara kerja yang amat sistimatik dalam menyiapkan dan membina suatu bangunan umat yang kokoh.

warnanya. Jika saja tubuh beliau tidak berubah selama hampir dua hari, tentu ada kemungkinan pandangan Umar benar dan perlu tetap menunggu. Tapi setelah melihat bukti tersebut ia yakin sepenuhnya bahwa Rasulullah telah tiada dan pandangan Umar tidak benar. Mengikuti riwayat selanjutnya mengatakan:"..lalu Abu Bakr berdiri di samping mimbar dan mengajak orang-orang untuk berkumpul. Perama-tama Abu Bakr mengucapkan syahadat kemudian melanjutkan 'sesungguhnya Allah telah memberitakan akan kematian Rasul-Nya sementara beliau masih hidup di tengah-tengah kalian seperti halnya memberitakan akan kematian kalian juga. Segala sesuatu yang hidup akan mengalami kematian, yang abadi hanyalah Allah semata. Allah berfirman:”Muhammad hanyalah seorang Rasul yang telah didahului oleh Rasul-Rasul lainnya; apakah kamu sekalian akan kembali (menjadi kafir) seperti sedia kala jika ia meninggal atau terbunuh? dan barangsiapa yang berbalik maka tidak akan merugikan Allah sama sekali dan Allah akan memberi pahala bagi orang-orang bersyukur”forty five. Umar segera bertanya apakah ayat tersebut ada dalam kitab Allah?“Demi Allah serasa aku belum pernah mendengar ayat tersebut kecuali hari ini” (lebih lanjut Abu Bakr menyambung) “sesungguhnya Allah telah berfirman kepada Muhammad sebagai berikut: ((Sungguh engkau (Muhammad) akan mati dan mereka juga akan mati)) Firman-Nya lagi: ((Segala sesuatu akan binasa kecuali Allah dan kepada-Nya lah kamu sekalian akan kembali)) dan Firman-Nya lagi: ((Setiap jiwa akan mengalami kematian, dan pahala untuk kamu sekalian akan dipenuhi pada hari kiamat)) dan Firman-Nya lagi: ((Siapa pun yang berada di atas bumi akan binasa dan Dzat Tuhanmu yang Maha Agung dan Mulia akan tetap abadi)) Abu Bakr lebih lanjut mengatakan:"Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan umur panjang kepada Rasulullah dalam meletakkan dasar-dasar agama, memenangkan agama Allah, menyampaikan risalah-Nya dan berjuang di jalan Allah.

“Kaum muslimin sekarang sangat membutuhkan orang yang dapat mengembalikan kepercayaan diri mereka, kebanggaan mereka atas masa silam dan harapan kepada masa depan. Dan lebih membutuhkan lagi terhadap orang yang dapat mengembalikan keimanan mereka kepada agama ini; agama yang mereka pikul namanya tetapi tidak mengenal akan hakikatnya; agama yang mereka anut lebih karena keturunan daripada pengertian (pemahaman).” [Sayyid Quthb]

Sebagian kalangan umat Islam memeriahkan bulan ini dengan berbagai kegiatan yang bertujuan menambahkan rasa cinta umat kepada Nabinya. Terlepas dari perdebatan hukum merayakan maulid dengan cara-cara tertentu, kita jelas dianjurkan untuk selalu mempertebal kecintaan kita kepada beliau.

Untuk itu, melalui tulisan ini, penulis hendak memberikan lima rekomendasi buku yang bisa menjadi sumber bacaan mengenai sirah nabawiyyah

Untuk pertama kali dalam sejarah, orang-orang Arab mengenal adanya suatu ikatan persaudaraan tanpa hubungan kerabat. Yang mereka kenal sebelumnya hanyalah balas dendam dan pertumpahan darah atas dasar fanatisme suku. Semboyan mereka adalah "tolonglah saudaramu baik dalam keadaan teraniaya maupun semenamena". Rasulullah merubah semboyan tersebut dengan mengulang-ulangi anjuran al-Qur'an: 'Beradalah di pihak yang benar dan bantulah yang benar walau dengan melawan dirimu sendiri'. Aisyah RA. amat tepat menggambarkan bahwa "akhlak Rasulullah adalah al-Qur'an". Maksudnya, akhlak Rasulullah adalah personifikasi dan refleksi keseluruhan ajaran dan anjuran al-Qur'an yang diterapkan pada diri Rasulullah dan tercermin dalam prilakunya. Rasulullah sangat peramah, beliau dapat saja membiarkan seseorang bersalah satu, dua sampai tiga kali. Jika tiba saatnya baru beliau mengarahkan dan meluruskan. Seorang sahabat bernama Salamah ibn Salamah ibn Waqsy yang berperangai banyak bicara dan tidak mengontrol ucapanucapannya. Dan hal itu tidak menyenangkan bagi Rasulullah. Sewaktu pasukan kaum muslim kembali dari perang Badr dengan kemenangan gemilang, penduduk Madinah menyambut mereka dan bertanya apa yang telah terjadi? Serta-merta saja Salamah bangkit menjawab “Ah, tiadalah yang kami lawan kecuali orang-orang jompo”. Di sini Rasulullah merasa perlu meluruskan, karena ucapan Salamah terkesan memperkecil nilai perjuangan yang telah dicapai. Beliau menegurnya :”Wahai saudara, mereka yang berperang melawan kita adalah pemimpinpemimpin Qureisy”. Seketika Salamah sadar, agaknya ada yang tidak berkenan di hati Rasulullah dan bertanya: seakan-akan paduka tidak senang padaku? 27

Dengan mencontoh Rasulullah berarti umat Islam seharusnya menjadi contoh dan tauladan bagi segenap umat manusia. Tak pelak lagi, bilamana umat Islam menyadari kedudukannya seperti itu tentu mereka akan tampil memimpin dunia. Sudah tentu Muhammad tiada akan disesali oleh siapapun jika tinggal diam di Mekkah dan merasa cukup dengan ibadah-ibadahnya, setelah segala cara ditempuh untuk menarik simpati penduduk Mekkah tidak ada yang berhasil. Tapi tidak demikian pribadi Muhammad dan sikap seperti itu tidak ada dalam kepribadiannya. Bilamana Mekkah telah menutup segala pintu harapan, maka dicari tempat lain. Beliau menaruh harapan pada penduduk Thaif. Dengan ditemani anak angkatnya, Zaid ibn Haritsa beliau berangkat menuju Thaif, namun tidak membuahkan hasil, karena kecenderungan penduduk yang terdiri dari keturunan tsaqief itu terlalu jauh untuk memikirkan aqidah atau agama. Mereka adalah pemilik-pemilik tanah yang subur dan produktif. Perjalanan hijrah ke Thaif memerlukan renungan oleh kita. Seperti telah disinggung terdahulu bahwa seluruh pintu harapan sudah tertutup di Mekkah. Sedangkan sepeninggal Abu Thalib kepemimpinan keluarga Abdul Mutthalib jatuh ke tangan Abu Lahab yang pada gilirannya tidak menunjukkan kesiapan untuk melindungi Muhammad sebagaimana Abu Thalib. Ini berarti bahwa Muhammad tidak mendapat perlindungan sukunya ketika meninggalkan Mekkah menuju Thaif. Dengan demikian tatkala kembali ke Mekkah beliau harus meminta perlindungan al-Muth'am ibn Jubeir yang pada gilirannya mempersyaratkan tidak boleh berdakwah di dalam kota Mekkah. Suatu kenyataan yang memaksa beliau mengarahkan dakwah ke luar kota. twelve 13

Semua fenomena keislaman worldwide ini bermula dari seorang sosok: Muhammad. Pantaslah jika orang-orang tidak pernah berhenti ingin mengetahui siapakah nabi umat Islam ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *